1. Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah,
dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama
dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Pentingnya Motivasi
sebenarnya seberapa penting sih motivasi untuk kelangsungan hidup, bisnis,
cita-cita. Dan bahkan banyak orang yang mau membayar jutaan untuk mengikuti
seminar motivasi. Setiap orang butuh sebuah suntikan mental dan energy dari
dalam agar bisa bertahan di dalam menjalani proses hidup yang banyak tikungan
dan jurang kegagalan tapi jangan menyerah karena hidup memberikan yang kita
inginkan apapun itu jika kita percaya dan berusaha.
Motivasi adalah keadaan
dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi bukanlah sesuatu yang dapat
diamati, tetapi merupakan hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu perilaku
yang tampak.
Motivasi merupakan masalah yang kompleks dalam organisasi
karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi adalah berbeda-beda.
Dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda .
Pentingnya Motivasi
Dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan kegiatan perlu
adanya motivasi agar kegiatan itu berjalan dengan lancar sesuai keinginan dan
mendapatkan hasil yang maksimal. Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan
sesuatu. Dengan adanya motivasi kinerja kegiatan akan terlihat apakah kita
bekerja maksimal atau tidak dan tentunya akan berdampak hasil yang didapat.
Banyak sekali faktor-faktor yang membuat kita menjadi malas dalam melakukan
sesuatu. Misalnya dalam melakukan pekerjaan kita mendapat upah kecil, sedangkan
usaha yang kita berikan kepada perusahaan sangat besar sehingga membuat kita
tidak semangat lagi untuk bekerja di perusahaan itu. Kegagalan yang kita
dapatkan saat nilai ujian kita jauh dari hasil yang ingin kita capai, membuat
mahasiswa itu tidak bersemangat lagi dalam menjalani perkuliahan .
Pandangan Motivasi dalam organisasi
Motivasi seperti yang telah disebutkan diatas, akan mempengaruhi,
mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahannya, yang selanjutnya akan
menentukan efektifitas manajer. Ada dua factor yang mempengaruhi tingkat
prestasi seseorang, yaitu kemampuaan individu dan pemahaman tentang perilaku
untuk mencapai prestasi yang maksimal disebut prestasi peranan. Dimana antara
motivasi, kemampuan dan presepsi peranan merupakan satu kesatuan yang saling
berinteraksi.
Model Tradisional
Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederic
Winslow taylor. Model ini mengisyaratkan bagaimana manajer menentukan
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dengan system pengupahan intensif
untuk memacu para pekerjaan agar memberikan produktivitas yang tinggi.
Model Hubungan Manusiawi
Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya menentukan
bahwa kontrak-kontrak soisal karyawan pada pekerjaannya adalah penting,
kebosanan dan tugas yang rutin merupakan pengurang dari motivasi. Untuk itu
para karyawan perlu dimotivasi melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan social dan
membuat mereka berguna dan penting dalam organisasi.
Model Sumber Daya Manusia
McGregor Maslow. Argyris dan Lkert mengkritik model hubungan manusaiwi
bahwa seorang bawahan tidak hanya dimotivasi dengan memberikan uang atau
keinginan untuk mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan
memperoleh pekerjaan yang berarti dalam arti lebih menyukai pemenuhan kepuasan
dari suatu prestasi kerja yang baik, diberi tanggung jawab yang lebih besar
untuk pembuatan keputusan dan pelaksanaan tugas.
Teori – Teori Motivasi
Teori Hierarki Kebutuhan, menurut maslow didalam diri setiap manusia
ada lima jenjang kebutuhan, yaitu:
– faali (fisiologis)
– Keamanan, keselamatan dan perlindungan
– Sosial, kasih saying, rasa dimiliki
– Penghargaan, rasa hormat internal seperti harga diri, prestasi
– Aktualisasi-diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.
Jadi jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang, menurut maslow,
pimpinan perlu memahami sedang berada pada anak tangga manakah bawahan dan
memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia atas
tingkat itu.
• Teori X dan Y , teori yang dikemukakan oleh Douglas McGregor yang
menyatakan bahwa dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia, pada
dasarnya satu negative (teori X) yang mengandaikan bahwa kebutuhan order rendah
mendominasi individu, dan yang lain positif (teori Y) bahwa kebutuhan order
tinggi mendominasi individu.
• Teori Motivasi – Higiene, dikemukakan oleh psikolog Frederick
Herzberg, yang mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor
tentang motivasi. Dua factor itu dinamakan factor yang membuat orang merasa
tidak puas atau factor-faktor motvator iklim baik atau ekstrinsik-intrinsik
tergantung dari orang yang membahas teori tersebut. Faktor-faktor dari
rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi:
– prestasi (achievement)
– Pengakuan (recognition)
– Tanggung Jawab (responsibility)
– Kemajuan (advancement)
– Pkerjaan itu sendiri ( the work itself)
– Kemungkinan berkembang (the possibility of growth)
• Teori kebutuhan McClelland, teori ini memfokuskan pada tiga
kebutuhan:
– prestasi (achievement)
– Kekuasaan (power)
– Afiliasi (pertalian)
• Teori Harapan – Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa kekuatan dari
suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada
kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu
keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu
tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan
tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu
penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong
ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi
dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.
• Teori Keadilan, teori motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa
orang-orang dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam
pekerjaan, individu bekerja untuk mendapat tukaran imbalan dari organisasi
• Reinforcement theory, Teori ini tidak menggunakan konsep suatu motive
atau proses motivasi. Sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi
perilaku dimasa yang lalu mempengaruhi tindakan dimasa yang akan dating dalam
proses pembelajaran.
Teori-teori Isi
Memusatkan pada penyebab perilaku terjadi dan berhenti yang
terpusat pada kebutuhan, motif yang mendorong, menekan, memacu dan menguatkan
karyawan melakukan kegiatan, juga berhubungan dengan faktor-faktor eksternal
yang berupa insentif yang menyarankan, mendorong, menyebabkan dan mempengaruhi
untuk melaksanakan suatu kegiatan. Penekanannya pada pengertian faktor-faktor
internal dan kebutuhan. Ada tiga macam teori yang dipakai dalam teori isi,
antara lain :
1. Hirarki kebutuhan Maslow
Menekankan pada kebutuhan manusia yang tersusun dalam bentuk
hirarki kebutuhan dari yang terendah sampai yang tertinggi serta kebutuhan yang
telah terpuaskan berhenti menjadi motivator utama dari perilaku. Ada lima
jenjang kebutuhan dalam hirarki kebutuhan Maslow, yaitu :
- Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri
(self-actualization needs)
- Kebutuhan harga diri (esteem needs)
-Kebutuhan sosial (social needs)
-Kebutuhan keamanan dan rasa aman (safety and security
needs)
-Kebutuhan fisiologis (phisiological needs)
2. Teori motivasi pemeliharaan Herzberg / teori motivasi
higienis
Umumnya karyawan baru memusatkan perhatiannya pada pemuasan
tingkat kebutuhan lebih rendah dalam pekerjaan pertama mereka, terutama rasa
aman, bila telah terpuaskan akan memenuhi tingkat yang lebih tinggi, seperti
kebutuhan inisiatif, kreatifitas dan tanggung jawab.
Ada dua kelompok faktor yang mempengaruhi kerja seseorang
dalam organisasi, yaitu kepuasan kerja (job satisfaction) yang mempunyai
pengaruh pendorong prestasi dan semangat kerja serta ketidak puasan kerja (job
dissatisfaction) yang pengaruhnya negatif. Disini dibedakan antara motivator
dan faktor-faktor pemeliharaan (higienic factors = dissatisfiers). Motivator
mempunyai pengaruh meningkatkan prestasi atau kepuasan kerja, sedang faktor pemeliharaan
mencegah merosotnya semangat kerja. Faktor-faktor dalam teori motivasi
pemeliharaan meliputi :
-Pekerjaan yang kreatif dan menantang
-Prestasi
- Penghargaan
-Tanggungjawab
- Kemungkinan meningkat
- Kemajuan
2 . Teori – Teori Proses
Teori – Teori Proses
Berkenaan dengan bagaimana perilaku timbul dan dijalankan.
Adapun teori-teori yang berkenaan dengan teori-teori proses yaitu :
Teori Pengharapan (Expectancy theory)
Dimana individu diperkirakan akan menjadi pelaksana dengan
prestasi tinggi bila :
- Kemungkinan usaha mereka mengarah ke prestasi yang tinggi.
- Kemungkinan mencapai hasil yang menguntungkan.
Hasil-hasil tersebut
akan menjadi pada keadaan keseimbangan, penarik efektif bagi mereka.
-Menurut Victor Vroom (teori nilai pengharapan Vroom) orang
dimotivasi untuk bekerja bila :
- Usaha-usaha yang ditingkatkan akan mengarahkan ke balas
jasa tertentu.
Menilai balas jasa
dari hasil usahanya.
Pembentukan Perilaku (Operant conditioning)
Teori ini dikemukakan oleh B.F. Skinner yang didasarkan pada
hukum pengaruh (Law of Effect), bahwa perilaku yang diikuti dengan
konsekuensi-konsekuensi pemuasan cenderung diulang, sedang perilaku yang
diikuti konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang.
Ada empat teknik yang dapat digunakan manajer untuk mengubah
perilaku bawahan, antara lain :
1. Penguatan positif, bisa primer maupun sekunder.
2. Penguatan negatif, individu akan mempelajari perilaku
yang membawa konsekuensi tidak menyenangkan dan menghindarinya di masa
mendatang.
3. Pemadaman, dilakukan dengan peniadaan penguatan.
4. Hukuman, manajer mengubah perilaku bawahan yang tidak
tepat dengan pemberian konsekuensi-konsekuensi negatif.
Teori Porterm Lawyer
Merupakan teori pengharapan dari motivasi dengan versi
orientasi masa mendatang dan menekankan antisipasi tanggapan atau hasil.
Dasarnya yaitu kemungkinan usaha pengharapan yang dirasakan, usaha yang
dijalankan, prestasi yang dicapai, penghargaan yang diterima, kepuasan yang
terjadi dan mengarahkan ke usaha dimasa yang akan datang. Model pengharapan
menyajikan sejumlah implikasi bagi manajer tentang bagaimana seharusnya
memotivasi bawahan dan implikasi. Implikasi ini mencakup :
1. Pemberian penghargaan yang sesuai dengan kebutuhan
bawahan.
2. Penentuan prestasi yang diinginkan.
3. Pembuatan tingkat prestasi yang dapat dicapai.
4. Hubungan penghargaan dengan prestasi.
5. Penganalisaan faktor-faktor yang bersifat berlawanan
dengan efektifitas penghargaan.
6. Penentuan penghargaan yang mencukupi.
Implikasi bagi organisasi adalah :
1. Sistem penghargaan yang dapat memotivasi perilaku.
2. Pekerjaan dibuat sebagai pemberian penghargaan secara
intrinsik.
3. Atasan langsung mempunyai peranan penting dalam proses
motivasi.
Teori Keadilan
Orang akan selalu membandingkan antara masukan dalam bentuk
pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha dengan hasil atau penghargaan yang
diterima. Keyakinan tentang adanya ketidakadilan akan berpengaruh pada perilaku
pelaksana kegiatan. Faktor kunci bagi manajer yaitu mengetahui apakah
ketidakadilan dirasakan, bukan apakah ketidakadilan secara nyata ada. Teori
keadilan ini memberikan implikasi bahwa penghargaan harus diberikan sesuai yang
dirasa adil oleh individu yang bersangkutan.
3.Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris
“communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa
Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata
communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu
usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Pengertian Komunikasi
Komunikasi diartikan sebagai proses pemindahan dalam gagasan
atau informasi seseorang ke orang lain. Komunikasi mempunyai pengertian tidak
hanya berupa kata-kata yang disampaikan seseorang tapi mempunyai pengertian
yang lebih luas seperti ekpresi wajah, intonasi dan sebagainya.
Komunikasi dapat menghubungkan antara bagian yang berbeda
atau disebut rantai pertukaran informasi .
Hal ini mengandung unsur-unsur :
1) sebagai kegiatan untuk seseorang mengerti .
2) sebagai sarana pengendalian informasi .
3) sebagai system bagi terjalinnya komunikasi diantara
individu-individu.
Proses Komunikasi
Pengkodean ( Encoding ) pengiriman mengkodean informasi yang akan
disampaikan diterjemahkan ke dalam simbol atau isyarat yang biasanya dalam bentuk
kata-kata agar orang lain mengerti tentang informasi yang disampaikannya.
Pesan ( Message ) pesan dapat dalam segala bentuk yang biasanya dapat
dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima, misalnya pidato
dapat di dengar dan jika tertulis dapat di baca, isyarat dapat dilihat atau
dirasakan.
Saluran ( Channel ) adalah cara mentrasmisikan ( menyampaikan ) pesan,
misalnya kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan. Agar
komunikasi dapat efektif dan efisien. Saluran ( media ) harus sesuai untuk
pesan.
Penerima ( Recaiver ) adalah orang yang menafsirkan pesan dari
penerima, jika pesan tidak sampai kepada penerima. Komunikasi tidak terjadi.
Penafsiran Kode ( Decoding ) adalah proses dimana penerima mentafsirkan
pesan dan menterjemahkannya menjadi informasi yang berarti baginya. Semakin
tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh pengirim, makin
efektif komunikasi yang terjadi.
Umpan Balik ( Feedback ) adalah pembalik dari proses komunikasi dimana
reaksi terhadap komunikasi pengirim dinyatakan. Karena penerima menjadi
pengirim, umpan balik mengalir lewat langkah yang sama seperti semula. Semakin
cepat umpat balik semakin efektif dalam komunikasi.
Saluran Komunikasi Dalam Organisasi
Saluran komunikasi ini ditentukan oleh struktur organisasi dan
tipe-tipe saluran dasar4 komunikasi, yaitu vertical, lateral dam diagonal.
Komunikasi Vertikal adalah komunikasi keatas atau ke bawah dalam rantai
komando.
Komunikasi Lateral atau Horizontal meliputi aliran kerja organisasi
yang terjadi antara anggota-anggota kelompok kerja yang sama diantara departemen-departemen
pada tingkat organisasi yang sama.
Komunikasi Diagonal adalah komunikasi yang memotong secara silang
diagonal rantai perintah organisasi dan merupakan hasil hubungan antara
departemen lini dan staf.
Peranan Komunikasi Informal
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial,
tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat
fungsi, yaitu:
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi
(information-processing system).
Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan
oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu
organisasi. Orang-orang dalam tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi
ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan
informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan
sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku
dalam suatu organisasi. Pada semua
lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif
ini, yaitu:
atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu
mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Disamping itu mereka juga
mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam
struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of
authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana
semestinya. Namun demikian, sikap
bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:
keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah
kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi
kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus
sebagai pribadi
tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
berkaitan dengan pesan atau message.
Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan
selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan
yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara
sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau
pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti
penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan
kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan
antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun
kegiatan darmawisata. Pelaksanaan
aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar
dalam diri karyawan terhadap organisasi.
Hambatan Terhadap Komunikasi Yang Efektif
Wewenang Manajerial
Bahwa mengendalikan orang lain juga menimbulkan hambatan terhadap komunikasi.
Atasan banyak merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya menerima berbagai
masalah, kondisi yang membuatnya tampak lemah. Sedangkan bawahan menhadiri
situasi untuk mengungkapkan informasi yang membuat posisinya tidak
menguntungkan. Maka dari dua hal diatas akan menimbulkan gap.
4.
Peningkatan Efektivitas Komunikasi
Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa
Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi manusia
yang dianggap paling efektif dibandingkan dengan bentuk komunikasi antar
manusia lainnya. Keistimewaan komunikasi antar pribadi melalui tatap muka
terletak pada efek umpan balik, aksi dan reaksi langsung dapat terlihat antara
komunikator dan komunikan baik secara verbal maupun non verbal.
Secara umum penerapan komunikasi antar pribadi siswa dan guru yang
efektif terlihat dari komunikasi antar pribadi guru dan siswa dalam menentukan
percakapan dan memiliki umpan balik yang langsung.Perhatian yang diberikan oleh
guru dapat berbentuk pendampingan kegiatan belajar serta memberi perhatian
dalam berbagai masalah yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Hal ini
akan memberi kesan bagi siswa bahwa mereka mendapat rasa empati yang cukup.
Hal ini menjadi faktor pendorong terjalinnya saling pengertian antara
guru dan siswa menyangkut pentingnya pesan guru dalam memberikan nasehat dan
pengarahan kepada siswa dan sebaliknya siswa secara timbal balik mampu
menanggapi hal tersebut dengan baik tanpa merasa terpaksa.Bentuk dukungan yang
diberikan berupa pemberian semangat melalui pesan-pesan yang disampaikan dengan
cara memotivasi siswa untuk belajar lebih giat dalam meningkatkan prestasinya,
disertai pula empati dimana guru ikut merasakan masalah yang dihadapinya
siswanya, mengerti keinginannya dan begitupun sebaliknya siswa.