• SLIDER-1-TITLE-HERE

    Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.[...]

  • SLIDER-2-TITLE-HERE

    Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.[...]

  • SLIDER-3-TITLE-HERE

    Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.[...]

  • SLIDER-4-TITLE-HERE

    Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.[...]

Kamis, 09 Oktober 2014

Makalah Sistem Informasi Akuntansi Pada Usaha Dagang LITABENA

Posted by Unknown on 23.03

Sistem  informasi  Akuntansi Pada UD LITABENA

BAB I
PENDAHULUAN

        Latar Belakang

Usaha kecil dan menengah merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Keberadaan usaha kecil menengah tersebut harus didukung dan didorong kemampuannya agar tetap eksis, sehingga dapat memperluas kesempatan usaha dan memperluas lapangan pekerjaan. Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju.
Masalah utama yang menjadi fokus dalam pengembangan usaha kecil menengah adalah mengenai pengelolaan keuangan. Karena banyak usaha kecil dan menengah yang beranggapan bahwa pengelolaan keuangan merupakan hal yang mudah dan sederhana. Namun dalam kenyataanya, pengelolaan keuangan pada UKM membutuhkan keterampilan Akuntansi yang baik oleh pelaku bisnis UKM. Benjamin (1990) berpendapat bahwa kelemahan UKM dalam penyusunan laporan keuangan itu antara lain disebabkan rendahnya pendidikan dan kurangnya pemahamam terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Raharjo (1993) berpendapat bahwa rendahnya penyusunan laporan keuangan disebabkan karena tidak adanya peraturan yang mewajibkan penyusunan laporan keuangan bagi UKM.
Sebagian besar UKM  belum menggunakan sistem akuntansi yang benar. Memang pada kenyataannya, berdagang dengan cara biasa di pasar, dimana hanya mencatat uang keluar dan masuk (buku aliran kas dan stok barang) memang lebih mudah. Tidak dapat dipungkiri, teori-teori dan logika-logika akuntansi terkadang susah untuk dipahami, butuh pemahaman konsep yang  benar-benar harus dikuasai.  Tentulah lebih mudah bagi para wirausahawan itu untuk berdagang terus, daripada menghabiskan waktunya untuk belajar akuntansi. Namun ternyata akuntansi mempunyai fungsi lain, selain fungsi kontrol dan panduan pengambilan keputusan pengembangan bisnis.
Informasi akuntansi mempunyai peranan penting untuk mencapai keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil. Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang handal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain. Penyediaan informasi akuntansi bagi usaha kecil juga diperlukan khususnya untuk akses subsidi pemerintah dan akses tambahan modal bagi usaha kecil dari kreditur (bank). Kewajiban penyelenggaraan akuntansi bagi usaha kecil sebenarnya telah tersirat dalam Undang-undang usaha kecil no. 9 tahun 1995 dalam Undang-undang perpajakan. Pemerintah maupun komunitas akuntansi telah menegaskan pentingnya pencatatan dan penyelenggaraan akuntansi bagi usaha kecil.
Masih banyak usaha kecil menengah (UKM) yang belum menyelenggarakan pencatatan atas laporan keuangan usahanya. Akibatnya, mereka memang sulit mendapatkan kredit sehingga sulit untuk mengembangkan usahanya lebih baik lagi. Terbukti usaha kecil menengah yang telah menerapkan sistem akuntansi dalam usaha mereka memperoleh kemudahan tidak hanya untuk kemudahan kredit dari kreditur, tetapi juga untuk pengendalian aset, kewajiban dan modal serta perencanaan pendapatan dan efisiensi biaya-biaya yang terjadi yang pada akhirnya sebagai alat untuk pengambilan keputusan usaha ke depannya. Karena tentunya laporan keuangan badan usaha tersebutlah yang kelak digunakan oleh pihak ekstern maupun intern untuk mengambil tindakan dalam memajukan usaha, misalnya untuk keperluan investor pada pengembangan usaha.
Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dan hasil usaha yang dicapai oleh suatu perusahaan. Salah satu bentuk informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan yang dilaporkan setiap akhir periode sebagai laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan suatu perusahaan.
Laporan keuangan juga dapat menjadi tolak ukur bagi pemilik dalam memperhitungkan keuntungan yang diperoleh, mengetahui berapa tambahan modal yang dicapai, dan juga dapat mengetahui bagaimana keseimbangan hak dan kewajiban yang dimiliki. Setiap keputusan yang diambil oleh pemilik dalam mengembangkan usahanya akan didasarkan pada kondisi keuangan yang dilaporkan secara lengkap bukan hanya didasarkan pada laba semata. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis dapat menentukan judul “ ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PADA UD LITABENA ”.

1.2 Tujuan dan Manfaat

            Tujuan

    Membantu pelaku bisnis usaha kecil dan menengah dalam memahami penerapan sistem akuntansi.
    Bertujuan untuk ikut mengembangkan ilmu pengetahuan, tentang usaha kecil dan menengah sebagai wujud nyata keterkaitan dunia perguruan tinggi dalam aspek pengabdian terhadap masyarakat khususnya usaha kecil dan menengah dalam dunia praktis.

            Manfaat

    Dapat digunakan sebagai masukan bagi para pelaku usaha kecil khususnya pengusaha batik untuk menerapkan sistem akuntansi di dalam sebuah bisnisnya dan dapat membantu dalam pembuatan laporan keuangan yang berguna sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan
    Dapat memperdalam ilmu pengetahuan yang telah di dapat dalam sebelumnya di perkuliahan dan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya, khususnya penelitian yang berkaitan dengan sistem akuntansi UKM

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Organisasi/Perusahaan
Batik Jombang terletak pada motif dan warna, yang digali dari kebudayaan daerah Jombang itu sendiri. Selain terkenal sebagai kota santri, pada jaman kerajaan Majapahit, Jombang merupakan pintu gerbang kerajaan, dengan keberadaan candi Rimbi yang terletak di daerah Wonosalam. Dengan berbekal kekayaan warisan budaya dan agama tersebut, Litabena berusaha memadukan dan menuangkannya kedalam seni batik, sehingga muncul motif-motif khas yang terletak dengan sebutan “Motif Jombangan”.
Motif-motif yang telah berhasil digali dari khasanah budaya asli Jombang antara lain:

    Motif Arimbi, yang diambil dari salah satu relief yang ada di candi Rimbi Jombang.
    Motif Ringin Contong, merupakan motif yang diambil dari ringin yang berada ditengah-tengah kota Jombang.
    Motif Tapak Liman, merupakan motif yang diambil dari tanaman kebun yang tumbuh didaerah Jombang.
    Motif Sandur, merupakan motif yang diambil dari kesenian daerah yaitu “Sandur”, yang berada di Jombang utara.

Batik Jombang mempunyai corak dan warna yang khas, penggunaan warna-warna yang berani seperti kombinasi “ijo-abang” (hijau dan merah) serta kombinasi warna merah lainnya tampak sangat jelas dalam setiap helai kain yang dihasilkan. Hal inilah yang menjadi perbedaan utama antara batik Jombang dengan batik-batik daerah lain.
Litabena didirikan oleh Ibu Kusmiati, nama Litabena diambil dari sebagian dari nama keempat anaknya yang sudah besar. Li dari nama Lilik, Ta dari nama Rita, Be dari nama Benny, dan Na dari nama Nanang. Ibu Kusmiati Slamet berharap dengan nama itu usaha batiknya dapat berkembang menjadi besar. Pada saat ini produk batik Litabena telah beredar sampai ke Jakarta, Kalimantan, Palembang, dan Lampung. Sepeninggal ibu Kusmiati, sejak tahun 2009 sampai sekarang UD Litabena dikendalikan anaknya yaitu Ibu Lilik Sri Rahayu.
Sejalan dengan perkembangan daerah, untuk mewujudkan motif khas Jombang, maka Litabena muncul untuk mencari dan menggali kekayaan budaya tersebut, kemudian menginterprestasikannya dalam bentuk seni batik. Kegiatan ini dimulai sejak tahun 2003. Impian tersebut bukanlah tanpa halangan, berbagai macam kendala teknis maupun administrasi telah muncul menghadang setiap langkah Litabena untuk maju. Ketidaan tenaga kerja pembatik merupakan kendala besar yang harus dihadapi oleh Litabena. Guna mengatasi hal tersebut, Litabena berusaha memberdayakan masyarakat sekitar dengan mengadakan pelatihan-pelatihan teknis dan sosialisasi pembuatan batik. Kegiatan ini cukup berhasil, dengan munculnya tenaga kerja yang baru yang cukup berbakat.
Dengan berbekal kemauan dan tekad yang berbaja, Litabena terus berusaha untuk tetap eksis dalam persaingan produk yang semakin berkembang. Dan berbekal ketrampilan dan kekayaan motif yang khas, Litabena berani menatap masa depan dengan penuh rasa optimis.
2.2 Struktur Organisasi dan Bidang Usaha
2.2.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Struktur organisasi mengidentifikasi peran dan tanggung jawab karyawan yang dipekerjakan oleh setiap perusahaan. Oleh karenanya setiap perusahaan ataupun suatu usaha akan memiliki struktur yang berbeda tergantung skala perusahaan dan jenis perusahaan ataupun suatu usaha tersebut. Struktur perusahaan yang baik adalah struktur yang mampu memfasilitasi orang untuk membuat kerja sama tanpa terjebak menciptakan birokrasi yang berbelit-belit. Sehingga struktur yang ada akan mengoptimalkan kelebihan dan menutupi kelemahan dari setiap bagian atau individu. Berikut adalah struktur organisasi yang terdapat di UD Litabena .

2.2.2 Bidang usaha
Di UD Litabena bergerak dibidang usaha dagang yang memproduksi kain batik yang terdiri dari pembuatan batik tulis, batik cap dan batik printing (sablon). Jenis dan motif batik seiring dengan makin berkembangnya motif yang sesuai dengan minat dan daya beli konsumen. Adapun intensitas produksi batik berorientasi pada pesanan. Disana menyediakan kain batik dengan harga puluhan ribu sampai dengan jutaan rupiah, dan juga menerima pelatihan yang ingin belajar membatik dari menggambar motif batik sampai menjadi kain batik.
2.3 Visi, Misi dan Tujuan Organisasi
2.3.1 Visi
Terwujudnya pengembangan usaha kecil menengah, usaha dagang, peningkatan dan pelestarian batik di kabupaten Jombang
2.3.2 Misi
Mengurangi angka pengangguran
Mengembangkan dan meningkatkan batik agar tidak punah
2.3.3 Tujuan Organisasi
Memberdayakan sumber daya manusia disekitar
Mengurangi angka pengangguran
2.4 Aktivitas Pada Bagian Kepegawaian
Aktivitas pada saat magang adalah di bagian produksi kain batik yang dimulai dengan mengeblat atau menggambar motif batik, mencanting atau melukis dengan lilin (malam) menggunakan canting, selanjutnya menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan  tetap berwarna putih (tidak berwarna). Tahap berikutnya mewarna kain, dan Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

BAB III
PELAKSANAAN KULIAH KERJA MAGANG

3.1 Aspek Kajian yang terdapat di objek KKM
3.1.1 Sistem Akuntansi
Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran berupa sebuah informasi akuntansi seperti informasi keuangan yang bermanfaat bagi pemakai informasi. Pemakai informasi ini di luar (ekstern) perusahaan seperti kreditur, calon investor, kantor pajak dan lainnya memerlukan informasi dalam kaitannya dengan keperluan mereka. Sedangkan pemakai informasi dari dalam (intern) perusahaan dalam hal ini seperti manajemen juga membutuhkan informasi keuangan untuk mengetahui, mengawasi dan mengambil kebijakan-kebijakan untuk kelancaran perusahaan.
Untuk memenuhi kebutuhan akan sebuah sistem informasi akuntansi bagi pihak ekstern dan intern perusahaan, dibuatlah suatu sistem akuntansi. Sistem ini dirancang untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu pihak ekstern dan pihak intern perusahaan.
Sistem akuntansi, (Haward F. Slettler dalam Baridwan, 1971) adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur,dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi. Menurut Syamsul (1992), sistem akuntansi berasal dari dua buah kata yaitu sistem yang berarti suatu kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dan akuntansi yang artinya suatu aktifitas jasa yang memberikan informasi kuantitatif, terutama bersitat keuangan, mengenai kesatuan ekonomi dengan maksud agar berguna untuk pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.
Menurut Hall (2001:5) “Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau sebuah subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama”. Menurut Wijayanto (2001:2) “Sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses dan output”. Dari kedua definisi diatas sistem dapat diartikan sebagai komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling berhubungan untuk berinteraksi dalam mencapai tujuan tertentu yang melewati beberapa tahun yaitu input, proses dan output. Proses akuntansi merupakan kegiatan yang rutin terjadi dalam suatu perusahaan. Secara umum akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan untuk pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas dan kondisi perusahaan.
Menurut Boynton ,Johnson, dan Kell (2003:384)
Sistem Akuntansi (accounting system), terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan yang diciptakan untuk mendefenisikan, mengumpulkan, menganalisis, mengklasifikasikan, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi entitas (dan juga kejadian-kejadian serta kondisi) dan untuk memelihara akuntanbilitas dari aktiva-aktiva dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan.
Menurut Mulyadi (2001:3) “Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.
Sistem akuntansi yang efektif mempertimbangkan pembuatan metode dan catatan yaitu : Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah. Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan cukup rinci sehingga memungkinkan pengelompokkan transaksi secara semestinya untuk pelaporan keuangan.
3.1.2 Desain Sistem
Sistem akuntansi harus dirancang untuk memenuhi spesifikasi informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, asalkan informasi tersebut tidak terlalu mahal. Dengan demikian, pertimbangan utama dalam merancang sistem akuntansi adalah keseimbangan antara manfaat dan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi tersebut.
Agar efektif, laporan yang disajikan oleh sistem akuntansi harus dibuat secara tepat waktu, jelas dan konsisten. Laporan yang disajikan dengan pengetahuan dan kebutuhan pemakai agar dapat digunakan sebagai pertimbangan didalam pengambilan keputusan.
Desainer (perancang) sistem harus memiliki pengetahuan untuk membedakan sistem akuntansi dan metode pemrosesan data baik pemrosesan data secara manual maupun dengan menggunakan komputerisasi. Kemampuan untuk membedakan pemrosesan transaksi secara manual dan komputer cukup penting, karena pada organisasi bisnis tertentu tidak semua transaksi dapat di proses dengan komputer dan kemampuan desainer sistem dalam mengevaluasi alternatif-alternatif yang dipertimbangkan pengetahuan akan prinsip-prinsip dasar sistem akuntansi.
Singkatnya, prinsip dasar yang terkandung dalam sistem akuntansi yang baik kemungkinan besar sistem yang dirancang pada perusahaan tertentu akan mengalami kesulitan ketika diterapkan.
3.1.3 Unsur-unsur Sistem Akuntansi
Unsur-unsur dari suatu sistem akuntansi adalah :

    Formulir/dokumen

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi, serta merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan. Dalam sistem akuntansi secara manual, media yang digunakan untuk merekam transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas. Dalam sistem akuntansi dengan komputer dipakai berbagai media untuk memasukkan data ke dalam sistem pengolahan data seperti papan ketik , mice, voice, dan cats. Adapun peranan formulir dan dokumen dalam sistem akuntansi adalah sebagai berikut:

    Untuk menentukan hasil kegiatan perusahaan. Peranan ini dapat dilihat dari pekerjaan membuat distribusi dan pembuatan laporan- laporan untuk pimpinan.
    Untuk menjaga aktiva-aktiva perusahaan. Peranan ini dapat dilihat dari penggunaan rekening-rekening sehingga dapat diketahui saldo masing-masing rekening.
    Untuk memerintahkan mengerjakan suatu pekerjaan. Peranan ini dapat dilihat antara lain dari penggunaan surat perintah pengiriman untuk mengirim barang-barang dan penggunaan surat perintah permintaan pembelian agar dibelikan barang-barang yang dibutuhkan.
    Untuk memudahkan penyusunan rencana-rencana kegiatan, penilaian hasil-hasilnya dan penyesuaian rencana-rencana.

Formulir digolongkan menjadi dua macam jika ditinjau dari pengolahan data akuntansi, yaitu dokumen sumber (source document) dan dokumen pendukung (supporting document). Dokumen sumber adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal atau buku pembantu, sedangkan dokumen pendukung adalah dokumen yang melampirkan dokumen sumber sebagai sahnya transaksi yang direkam dalam dokumen sumber.

    Catatan-catatan

Ada tiga catatan yang digunakan yaitu jurnal, buku besar, dan buku besar pembantu.

    Jurnal

Jurnal sering juga disebut dengan buku harian. Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Jurnal ada dua yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Salah satu cara untuk memproses data secara lebih efisien pada sistem akuntansi manual adalah memperluas jurnal umum dua kolom menjadi jurnal banyak kolom (jurnal multikolom). Setiap kolom pada jurnal multikolom digunakan hanya untuk menampung transaksi yang mempengaruhi akun tertentu. Jurnal multikolom hanya memadai pada perusahaan kecil, sedangkan bagi perusahaan besar penggunaan jurnal ini tidak praktis. Oleh karena itu jurnal multikolom diganti dengan beberapa jurnal khusus (special journal). Setiap jurnal khusus dirancang untuk mencatat satu jenis transaksi yang terjadi berulang-ulang. Jurnal khusus adalah suatu metode untuk mengikhtisarkan transaksi, yang merupakan bagian mendasar dari setiap sistem akuntansi. Pada perusahaan besar jenis jurnal yang biasa digunakan adalah jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, dan jurnal umum. Dalam jurnal terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya berupa jumlah mata uang transaksi tertentu kemudian diposting kerekening yang bersangkutan dalam buku besar.

    Buku besar

Buku besar utama (primary ledger), yang menampung semua akun neraca dan laporan laba rugi disebut sebagai buku besar umum (general ledger). Adapun buku besar ini terdiri dari banyak rekening yang dipakai untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekening buku besar ini dapat dianggap sebagai tempat untuk menggolongkan data keuangan dan dapat pula dianggap sebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan.

    Buku besar pembantu

Apabila terdapat jumlah akun yang sangat besar dengan karakteristik yang sama, akun-akun tersebut dapat dikelompokkan ke suatu buku besar terpisah yang disebut buku besar pembantu (subsidiary ledger). Setiap buku besar pembantu diwakili dalam buku besar umum oleh sebuah akun perangkum yang disebut akun pengendali (controlling account). Dalam hal ini hasil penjumlahan atas saldo pada buku besar pembantu harus sama dengan saldo pada akun pengendali yang bersesuaian. Dari hal ini buku besar pembantu dapat dianggap sebagai buku besar kedua yang mendukung akun pengendali pada buku besar umum. Buku besar dan buku besar pembantu merupakan catatan akuntansi akhir (books of final entry), artinya tidak ada catatan akuntansi lain laagi sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam rekening buku besar dan buku besar pembantu, karena proses selanjutnya adalah penyajian laporan keuangan.

    Laporan

Unsur sistem akuntansi yang terakhir adalah laporan. Setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan, maka disiapkan laporan bagi pemakai. Laporan yang menghasilkan informasi tersebut dikenal sebagai laporan keuangan. Seluruh laporan keuangan harus diidentifikasi dengan nama perusahaan, jenis laporan, dan tanggal atau periode waktu laporan tersebut. Adapun laporan keuangan dapat berupa neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan arus kas, laporan perubahan laba yang ditahan. Data yang terdapat dalam laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan arus kas digunkan untuk suatu periode waktu tertentu. Sementara data yang disajikan dalam neraca adalah untuk tanggal tertentu. Ada empat tujuan umum pengembangan sistem akuntansi yaitu:

    Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
    Untuk memperbaiki informasi yang dihasilakan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.
    Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan interen, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
    Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.

Ciri-ciri sistem akuntansi yang baik harus memiliki bagan perkiraan, pedoman akuntansi, ada daftar tugas (job description), ada perkiraan pengawasan, dokumen-dokumen sudah dinomori sebelumnya, dan metode-metode lain yang bertujuan untuk mengawasi data yang masuk dan data yang diproses. Jika ciri-ciri ini sudah terpenuhi maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem akuntansi dapat meningkatkan mutu informasi, meningkatkan pengawasan internal check, melindungi harta benda perusahaan dan meningkatkan kepercayaan terhadap catatan akuntansi.
3.1.4 Fungsi Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi menunjukkan bahwa fungsi-fungsi akuntansi merupakan maninvestasi dari pada sistem akuntansi yang secara administrasi akan tercantum dalam bentuk-bentuk formulir, buku-buku dan catatan-catatan akuntansi serta laporan yang disajikan. Oleh karena itu fungsi sistem akuntansi akan sejalan dengan fungsi, bentuk-bentuk formulir dan buku-buku akuntansi pada suatu perusahaan.
Adapun fungsi tersebut adalah :

    Untuk menentukan hasil dari pelaksanaan operasi perusahaan.

Dalam fungsi ini meliputi :

    Adanya pemisahan keterangan jumlah barang dan catatan dari perusahaan.
    Membuat laporan untuk pemimpin.

    Untuk dapat mengikuti jalannya harta dan utang perusahaan.

Dalam fungsi ini meliputi pemeliharaan terhadap bermacam-macam rekening seperti kas, perlengkapan, rekening kreditur, serte rekening pemilik.

    Untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari perusahaan, antara lain :

    Membeli barang-barang atau bahan-bahan yang kemudian dijual kembali.
    Memerintahkan pabrik berproduksi.
    Memerintahkan pegawai pada bagian penjualan untuk memenuhi pesanan dari pelenggan atau konsumen.
    Hal-hal lain menyangkut pelaksanaan kegiatan perusahaan.

Dengan demikian sistem akuntansi yang berkaitan dengan fungsinya seharusnya dirancang untuk menjamin bahwa seluruh pengiriman barang-barang oleh perusahaan dicatat dengan benar sebagai penjualan yang tercermin dalam laporan keuangan dalam periode yang sesuai. Sistem juga harus menghindari pencatatan ganda atas penjualan dan pencatatan penjualan atau pengiriman yang tidak pernah dilakukan.

            Pengertian Akuntansi

Seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, pengin Menurut Kieso (2002:2), akuntansi bisa didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi: Pengidentifikasian, pengukuran, tentang Entitas ekonomi kepada Pemakai yang berkepentingan. Karakteristik-karakteristik ini telah dipakai untuk menjelaskan akuntansi selama beratus-ratus tahun. Namun, dalam 30 tahun terakhir entitas ekonomi telah berubah secara signifikan baik dari segi ukuran maupun komplekstitas, dan pemakai yang berkepentingan juga telah bertambah secara substansial baik dari segi jumlah maupun keragaman, pengkomunikasian informasi keuangan. terpretasian hasil proses tersebut.
3.1.6 Kegunaan Akuntansi
Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan pokok dari akuntansi adalah menyediakan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang berguna bagi pimpinan perusahaan, serta pihak-pihak lain yang smembutuhkan informasi-informasi tersebut, baik dari dalam perusahaan (intern) maupun dari luar perusahaan (ekstern).
Akuntansi menyediakan cara-cara untuk mengumpulkan dan melaporkan data ekonomis kepada bermaca-macam pihak yang membutuhkan. Pemilik dan calon pemilik dapat mengetahui bagaimana posisi keuangan dan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Pihak Bank atau pemberi kredit dapat menilai kemampuan perusahaan dalam beroperasi yang pada gilirannya mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi sebelum memberi pinjaman. Badan pemerintah berkepentingan terhadap kegiatan perusahaan dalam kaitannya dengan penyusunan peraturan pemerintah, misalnya peraturan perpajakan. Bahkan karyawan berkepentingan terhadap jalannya operasi perusahaan untuk mempertimbangkan stabilitas usaha perusahaan dan keuntungan yang mungkin dapat dinikmati oleh karyawan tersebut.


3.1.7 Siklus Akuntansi
Dalam mengelola perusahaan, uang yang diterima maupun dikeluarkan perlu dimanajemeni dengan baik. Dalam memenejemeni fungsi keuangan perlu didukung fungsi akuntansi dan pembukuan yang baik dan benar. Pengertian akuntansi telah mengalami perubahan waktu ke waktu, dimana akuntan disebut juga dengan pemegang buku karena fungsi mereka mencatat setiap transaksi keuangan yang terjadi kedalam buku yang disebut jurnal dan buku besar. Daftar seluruh transaksi keuangan perusahaan ini merupakan dasar untuk menghitung apakah perusahaan mendapatkan keuntungan atau kerugian.
Urutan prosedur akuntansi sebagaimana normalnya dilakukan selama periode akuntansi atau disebut juga siklus akuntansi memiliki beberapa tahap antara lain:

    Penganalisisan transaksi
    Pencatatan transaksi atau pembukuan transaksi kedalam jurnal
    Pemindahan kredit dan debit dari jurnal kea kun atau rekening yang sesuai dalam buku besar
    Mempersiapkan neraca percobaan dan mengkomplikasikan angka-angka yang dibutuhkan untuk menyusun laporan keuangan
    Mempersiapkan laporan keuangan
    Membukukan penyesuaian dan menutup buku jurnal
    Melakukan penyesuaian sesuai posnya dan menutup buku
    Menyiapkan neraca percobaan setelah menutup buku

3.1.8 Peran Akuntansi bagi UKM
Informasi akuntansi mempunyai peranan penting untuk mencapai keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil. Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain. Penyediaan informasi akuntansi bagi usaha kecil juga diperlukan khususnya untuk akses subsidi pemerintah dan akses tambahan modal bagi usaha kecil dari kreditur (Bank). Kewajiban penyelenggaraan akuntansi bagi usaha kecil sebenarnya telah tersirat dalam Undang-undang usaha kecil no. 9 tahun 1995 dalam Undang-undang perpajakan. Pemerintah maupun komunitas akuntansi telah menegaskan pentingnya pencatatan dan penyelenggaraan akuntansi bagi usaha kecil akuntansi yang dilakukan pengusaha kecil dan menengah. Laporan keuangan yang diibuat UKM mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya. Laporan keuangan UKM adalah pembukuan sederhana yang dibuat oleh pengelola UKM untuk mengetahui apakah bisnis anda menguntungkan atau justru merugikan.
Perusahaan adalah suatu lembaga yang melakukan kegiatan usaha baik memproduksi barang ataupun jasa untuk dikonsumsi oleh masyarakat yang bertujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang sebesar-besarnya. Akuntansi sendiri menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountans) adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, penginterpretasian hasil proses tersebut. Penerapan akuntansi dalam UKM memainkan peran yang penting dalam memutuskan keberhasilan usaha. Namun disisi lain, para UKM kurang memahami pentingya penerapan akuntansi dan penyajian laporan keuangan. Perlunya penyusunan laporan keuangan bagi UKM sebenarnya bukan hanya untuk kemudahan memperoleh kredit dari kreditur, tetapi untuk pengendalian aset, kewajiban dan modal serta perencanaan pendapatan dan efisiensi biaya-biaya yang terjadi dan pada akhirnya sebagai alat untuk pengambilan keputusan perusahaan.
3.2 Sistem Kerja
Sistem kerja yang dilakukan di UD Litabena adalah sistem pembukuan UKM. Berikut adalah prosedur-prosedur atau disebut juga sistem pembukuan pada UKM untuk suatu periode waktu tertentu yang diantaranya adalah :

    Pencatatan Transaksi
    Pencatatan transaksi  merupakan kegiatan mencatat setiap transaksi yang berhubungan dengan kegiatan usaha. Standarnya adalah semua transaksi yang berhubungan dengan kas, pembelian, penjualan, piutang, dan utang. Mencatat setiap transaksi sangat penting sebagai bahan untuk menyusun laporan keuangan. Tanpa adanya pencatatan transaksi, maka tidak mungkin laporan keuangan dapat dibuat, setiap transaksi juga harus disertai bukti transaksi, sebagai bukti bahwa transaksi tersebut benar terjadi. Setiap transaksi dicatat di dalam buku jurnal. Dengan menggunakan jurnal, setiap transaksi dapat dicatat dengan rapi, dan jelas. Untuk  menambahkan kebiasaan mencatat setiap transaksi usaha yang terjadi maka  diperlukan sebuah format jurnal yang praktis dan cepat.
    Pembuatan bukti asli

Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila didukung oleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi harus pula disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak mempunyai bukti secara tertulis, misalnya pencurian barang dagangan. Transaksi ini merupakan transaksi yang bersifat luar biasa.
Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak merupakan bahan untuk menyusun laporan keuangan dengan jalan mencatat dan mengolah transaksi itu lebih lanjut.
Bukti-bukti asli yang dapat mendukung setiap terjadinya transaksinya transaksi antara lain : kwitansi, faktur dan bentuk – bentuk lain.

    Kwitansi

Kwitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah menerima sejumlah uang tunai.

    Faktur Penjualan atau Pembelian

Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti yang disebut faktur. Bagi si penjual faktur tersebut merupakan faktur penjualan sebaliknya faktur yang dikirimkan kepada sipembeli merupakan faktur pembelian.


    Bukti-bukti lain

Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti lain, misalnya: nota-nota dari Bank (nota debet atau nota kredit) , serta bukti pengirirnan atau penerimaan barang.

    Pencatatan dalam buku harian (jurnal)

Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal). Jurnal adalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas. Sebagaimana di tunjukkan oleh nama-nama kolom, jurnal memberikan informasi berikut:

    Tanggal, merupakan hal yang sangat penting karena memungkinkan kapan terjadinya transaksi
    Nama perkiraan.
    Kolom debet, menunjukkan jumlah yang didebet
    Kolom kredit, menunjukkan jumlah yang dikredit.

    Pencatatan buku besar dan buku tambahan

    Buku Besar (Ledger)

Untuk memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan kepada pihak-pihak yang memerlukannya terutama pimpinan perusahaan rnaka perkiraan-perkiraan yang sudah dihimpun didalam buku harian tersebut harus pula dipisah-pisahkan atau digolongkan menurut jenisnya. Menggolongkan perkiraan menurut jenis perkiraan tersebut dinamakan menyusun buku besar besar itu merupakan penggolongan perkiraan menurut jenisnya.

    Buku Tambahan (Sub Ledger)

Beberapa perkiraan memerlukan penjelasan secara terperinci untuk mendukung pas-pas Neraca dan Perhitungan Laba-Rugi. Pada perkiraan piutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berpiutang (nama langganan) dan berapa saldo masing-masing langganan. Pada perkiraan hutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berhutang (nama kreditur) dan berapa saldo masing-masing kreditur.

    Neraca lajur

Setelah seluruh transaksi selama periode dibukukan di buku besar, dihitung. Setiap saldo masing-masing perkiraan dapat perkiraan akan memiliki saldo debet, kredit, atau nol. Neraca saldo adalah suatu daftar dari saldo-saldo perkiraan ini, dan karenanya menunjukkan apakah total debet sama dengan total kredit. Jadi suatu neraca saldo merupakan suatu alat untuk mengecek atas kecermatan pencatatan dan pembukuan.

    Menyusun laporan keuangan

Cara penyiapan laporan keuangan yang terbaik adalah mempersiapkan laporan laba rugi terlebih dahulu, disusul dengan laporan perubahan posisi keuangan dan terakhir adalah neraca. Elemen penting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah: nama perusahaan, nama laporan, tanggal atau periode yang dicakup laporan, rangka laporan tersebut.



    Jurnal penutup

Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai sisa pendapatan, beban, dan pengambilan pribadi dari masing-masing perkiraan ke dalam perkiraan modal.
Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan beban serta pengambilan pribadi akan mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat penutup dipindah bukukan maka perkiraan modal akan menyerap dampak dari nilai sisa perkiraan sementara tersebut. Walau demikian, pendapatan dan beban akan dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama Ikhtisar Laba Rugi, yang akan mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah beban dan total kredit dari seluruh jumlah pendapatan pada periode tersebut. Perkiraan Ikhtisar lata rugi merupakan suatu "tempat penyimpanan" sementara yang akan digunakan pada proses penutupan. Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi tersebut akan dipindahkan kedalam modal.

    Neraca saldo setelah penutupan

Siklus akuntansi akan berakhir dengan neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai ketepatan penjurnalan dan pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan penutupan. Seperti halnya neraca saldo yang terdapat pada awal pembuatan neraca lajur, neraca saldo setelah penutupan adalah daftar seluruh perkiraan dengan nilai sisanya. Langkah ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa buku besar berada pada posisi yang seimbang untuk memulai periode akuntansi berikutnya. Neraca saldo setelah penutupan diberi tanggal perakhir periode akuntansi dimana laporan tersebut dibuat.
3.3 Hasil Pengamatan
Masalah utama yang menjadi fokus dalam pengembangan usaha kecil menengah adalah belum adanya penerapan dari sistem akuntansi. Karena banyak usaha kecil dan menengah yang beranggapan bahwa penerapan sistem akuntansi disebabkan karena tidak adanya peraturan yang mewajibkan sistem akuntansi untuk diterapkan dalam usaha kecil dan kurangnya pemahamam terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Namun dalam kenyataanya, penerapan sistem akuntansi yang terdapat di UD Litabena membutuhkan keterampilan akuntansi yang baik oleh pelaku bisnis usaha kecil menengah dan sesuai sistem akuntansi.
Formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan masih belum terpenuhi.
3.4 Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah yang muncul selama KKM, penulis menemukan sejumlah pemecahan masalah diantaranya adalah penerapan sistem akuntansi yang harus diterapkan, supaya usaha tersebut dapat menjadi sebuah tolak ukur bagi pemilik dalam memperhitungkan keuntungan yang diperoleh. Dimulai dengan menerapkan unsur-unsur sistem akuntansi, terdiri dari formulir/dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi, sebaiknya pada bon penjualan dan pembelian bahan baku persediaan, nama produknya dicatat dengan rinci agar persediaan barang dagang bisa dikontrol dengan baik. Selain itu kuitansi-kuitansi pembelian barang agar disimpan dengan baik, sehingga pada saat penggunaaan sistem akuntansi, informasi yang digunakan lebih akurat, berikutnya catatan-catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar, buku besar pembantu, dan unsur yang ketiga adalah Laporan yang menghasilkan informasi dikenal sebagai laporan keuangan, seluruh laporan keuangan harus diidentifikasi dengan nama perusahaan, jenis laporan, dan tanggal atau periode waktu laporan tersebut. Dalam menyusun sistem akuntansi juga harus memenuhi prosedur-prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

        Kesimpulan

    Penerapan sistem akuntansi pada usaha kecil menengah sangat penting dalam mencapai keberhasilan usaha karena dapat menjadi dasar yang handal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam pengelolaan, diantaranya pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain.
    Sistem akuntansi menunjukkan bahwa fungsi-fungsi akuntansi merupakan maninvestasi dari pada sistem akuntansi yang secara administrasi akan tercantum dalam bentuk-bentuk formulir, buku-buku dan catatan-catatan akuntansi serta laporan yang disajikan.
    Sistem akuntansi dapat meningkatkan mutu informasi, meningkatkan pengawasan internal check, melindungi harta benda perusahaan dan meningkatkan kepercayaan terhadap catatan akuntansi.

4.2 Saran

    Sebaiknya pihak UD Litabena menerapkan sistem akuntansi dan pencatatan atas laporan keuangan agar memperoleh kemudahan, tidak hanya untuk kemudahan kredit dari kreditur, tetapi juga untuk pengendalian aset, kewajiban dan modal serta perencanaan pendapatan dan efisiensi biaya-biaya yang terjadi yang pada akhirnya sebagai alat untuk pengambilan keputusan usaha ke depannya.
    Sebaiknya pada bon penjualan dan pembelian bahan baku persediaan, nama produknya dicatat dengan rinci agar persediaan barang dagang bisa dikontrol dengan baik. Selain itu kwitansi-kwitansi pembelian barang agar disimpan dengan baik, sehingga pada saat penggunaaan sistem akuntansi, informasi yang digunakan lebih akurat





Sumber : http://sistemakuntansiudlitabena.blogspot.com/

Selasa, 07 Oktober 2014

Perbedaan Sistem Informasi Akuntansi Dengan Sistem Informasi Manajemen

Posted by Unknown on 02.57

Perbedaan SIA dan SIM :
SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedang

SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi
sumber ini dari : http://ty000.wordpress.com/2009/10/30/perbedaan-sim-dan-sia/

Definisi SIA :
Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.

Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :
1. SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar
3. Menangani data rinci
4. Berfokus historis
5. Menyediakan informasi pemecahan minimal
Perbedaan SIA dan SIM :
• SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedang
• SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi
2 komponen SIA
- Spesialis Informasi
- Akuntan
Contoh SIA sebagai pusat informasi perusahaan :
Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut
Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.
Selanjutnya kedua bagian akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.

Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis modern yaitu :
1. Pentingnya komunikasi antar departemen/subsystem yang mengarah untuk tercapainya suatu keputusan.
2. Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil keputusan.
Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu :
- informasi akuntansi keuangan, Informasi yang berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak extern.
- Informasi Akuntansi Manajemen, informasi yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Didalam Akuntansi Manajemen terdapat dua komponen yang digunakan bagi perencanaan dan pengendalian perusahaan, yaitu :
1. Sistem Akuntansi Biaya
2. Sistem Budgeting
Sistem Akuntansi Biaya
1.Digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengawasan dari aktivitas pengadaan, proses distribusi dan penjualan
Budgeting
2.adalah proyeksi keuangan perusahaan untuk masa depan yang bermanfaat untuk menolong manajer dalam perencanaan dan pengawasan
Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi penerapan SIA dalam perusahaan :
1. Analisa Perilaku
2. Metode kuantitatif
3. Komputer

Analisa Perilaku
Setiap sistem yang tertuangkan dalam kertas tidak akan efektif dalam penerapannya kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut.
Akuntan tidak harus menjadi seorang psikolog, tapi cukup untuk mengerti bagaimana memotivasi orang-orang untuk mengarah kepada kinerja perusahaan yang positif.
Selain itu juga seorang akuntan harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menerima suatu informasi, sehingga informasi yang akan diberikan dapat didesain dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku (behavior) para pengambil keputusan.
Metode Kuantitatif
Dalam menyusun informasi, seorang akuntan harus menggunakan metode ini untuk meningkatkan efektifitas dan nilai dari informasi tersebut.
Komputer
Pada beberapa perusahaan, komputer telah digunakan untuk menggantikan pekerjaan rutin seorang akuntan, sehingga memberikan waktu yang lebih banyak kepada akuntan untuk dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
Sumber ini dari : http://jajusuf.blogspot.com/2009/11/sistem-informasi-akuntansi.html
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN SIM
Pada masa sekarang, sistem informasi (SI) telah mengubah cara
perusahaan melakukan bisnis yang mengakibatkan banyak hal-hal baru terjadi
dalam suatu organisasi. Hal ini dapat dilihat dari perubahan yang ada di sekitar
kita, misalnya fasilitas ATM yang disediakan oleh perusahaan perbankan, fasilitas
CD-ROM yang umumnya terdapat di perpustakaan, scanner yang terdapat di tokotoko
swalayan, dan sebagainya. Ini menunjukkan bahwa peranan SI menjadi
semakin meningkat mengikuti perkembangan teknologi informasi.
Secara tradisional, manajemen dan akademisi memandang peranan SI
sebagai fungsi pendukung dalam operasi perusahaan. Pandangan mereka ini
sesuai dengan definisi awal SI. Sebagai contoh, Ein-Dor dan Segev (1978), Ives et
al. (1980) mendefinisikan SI sebagai fungsi pendukung dalam melaksanakan
aktivitas dan fungsi manajemen.
Saat ini, manajemen dan akademisi memandang peranan SI sebagai
enabler bagi perusahaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Sistem
informasi mampu mengubah bentuk organisasi, mampu mengubah cara
perusahaan dalam beroperasi, dan mampu mengubah cara perusahaan dalam
bersaing (Alter 1996, hal. 191-193). Informasi, sekarang dilihat sebagai sumber
daya stratejik, sumber yang potensil untuk mendapatkan keunggulan dalam
bersaing (Raghunathan dan Raghunathan 1990, Laudon dan Laudon 1991, hal.
72) atau sebagai senjata stratejik untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dalam
iklim bisnis yang baru (Ives dan Learmonth 1984). Hal ini menunjukkan bahwa SI
memainkan berbagai peran dalam organisasi.
McFarlan et al. (1983) menggunakan strategic grid sebagai rerangka untuk
menjelaskan peranan SI yang berbeda-beda di dalam organisasi. Dalam rerangka
tersebut, mereka mengklasifikasikan organisasi ke dalam empat lingkungan SI,
yaitu strategic, turnaround, factory, dan support. Mereka menekankan perlunya
menyesuaikan perencanaan SI dengan peranan yang dimainkan SI dalam
organisasi, karena suatu organisasi tidak dapat mencapai dampak stratejik jika
mengfokuskan perencanaan SI pada masalah operasional. Di samping itu, suatu
organisasi akan mengalami pemborosan sumber daya jika penggunaan sistem
informasi tidak sesuai dengan perencanaan bisnis perusahaan. Perencanaan SI
perlu direncanakan seperti sumber daya lainnya (misalnya kapital, material, dan
2
personil) agar penggunaannya efektif dan efisien (Zviran 1990). Dengan demikian,
perencanaan SI yang disesuaikan dengan peranan SI dalam organisasi merupakan
topik yang menarik dan penting dalam penelitian-penelitian SI (Raghunathan dan
Raghunathan 1990, Cash et al. 1992, dan Premkumar dan King 1992).
Penelitian secara empiris menggunakan rerangka strategic grid dan
hubungannya dengan perencanaan SI telah dilakukan oleh Raghunathan dan
Raghunathan (1990), Premkumar dan King (1992) di Amerika, dan di Indonesia
dilakukan oleh Hartawan (1996). Penelitian-penelitian ini dijelaskan lebih terperinci
pada telaah literatur. Berdasarkan penelitian-penelitian mereka, peneliti ingin
mengetahui peranan apa yang dimainkan SI dalam organisasi dan apakah terdapat
perbedaan perencanaan SI di antara organisasi yang mempunyai peranan SI yang
berbeda-beda. Karena itu, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengevaluasi peranan yang dimainkan SI dalam organisasi dengan
menggunakan rerangka strategic grid.
2. Untuk memberi bukti empiris mengenai adanya perbedaan perencanaan SI di
antara organisasi yang mempunyai peranan SI yang berbeda-beda dalam
kuadran strategic grid.

TELAAH  LITERATUR
Peranan Sistem Informasi
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, secara intensif telah
didiskusikan dalam literatur-literatur SI (McFarlan et al. 1983, Nolan 1979) bahwa SI
mempunyai peranan yang berbeda-beda di antara organisasi. Nolan (1979)
mengemukakan bahwa fungsi SI mengalami enam langkah pertumbuhan dan
dalam setiap langkah tersebut organisasi menggunakan SI dengan cara yang

berbeda-beda.

Perbedaan Akuntansi Manajemen & Akuntansi Keuangan

Posted by Unknown on 02.50

Perbandingan Akuntansi Manajemen Vs Akuntansi Keuangan
Berikut adalah perbandingannya, dilihat dari berbagai aspek:
1. Pengguna Utama Laporan:
a). Akuntansi Keuangan – Pengguna utama laporan yang dihasilkan oleh Akuntansi keuangan adalah pihak eksternal perusahaan. Pihak eksternal yang dimaksudkan di sini, yakni para pemegang saham, kreditur (institusi keuangan dan non-keuangan), dan regulator (Badan Pengawas Pasar Modal dan Direktorat Jenderal Pajak).
b). Akuntansi Manajemen – Seperti namanya, pengguna utama laporan yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen adalah para pengelola perusahaaan yang terdiri dari para manajer dan eksekutif perusahaan yang lumrah disebut “management” saja.
2. Laporan Utama yang Disajikan:
a). Akuntansi Keuangan – Laporan utama yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan selalu berupa “Laporan Keuangan” yang terdiri dari:
·         Neraca (Balance Sheet) – Laporan Keuangan yang menyajikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan hingga pada tanggal tertentu, misalnya 31 Desember 2013 (itu sebabnya PSAK saat ini memakai istilah “Lap Posisi Keuangan”.) Isinya: Aset, Liabilitas, Ekuitas Pemilik.
·         Laporan Laba Rugi (Profit and Lost Statement) – Laporan Keuangan yang menyajikan informasi mengenai hasil operasional perusahaan selama satu periode tertentu, misalnya 1 Januari s/d 31 Desember 2013, apakah membukukan laba atau rugi. Isinya: Pendapatan, Beban, Biaya, Laba/Rugi.
·         Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) – Laporan Keuangan yang menyajikan informasi mengenai aliran kas perusahaan; darimana kas masuknya berasal dan digunakan untuk apa saja, selama satu periode tertentu, misalnya 1 Januari s/d 31 Desember 2013. Isinya: Kas dari Aktivitas Investasi, Kas dari Aktivitas Operasi, dan Kas dari Aktivitas Pendanaan.
b). Akuntansi Manajemen – Laporan utama yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen beragam dan tidak sama antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain—tergantung jenis dan skala usahanya. Namun laporan-laporannya selalu berupa Laporan Internal, diantaranya berupa:
·         Laporan Kas (Cash Reports) – Laporan yang menyajikan posisi kas setiap hari atau minggu, perbandingan kas dengan forecast dan budget, perbandingan kas periode sebelumnya)
·         Laporan Status (Status Reports) – Laporan yang menyajikan kinerja keuangan dan operasional perusahaan per hari atau minggu. Memuat perbandingan antara kondisi sebenarnya yang sedang terjadi dengan budget dan forecast.
·         Laporan Gaji (Payroll Reports) –Laporan dapat memberi informasi, sampai per laporan dibuat, sudah berapa kewajiban gaji dan upah perusahaan terhadap pegawai per departemen, per orang. Sekaligus membandingkan data tersebut dengan budget dan forecast.
·         Laporan Penjualan dan Biaya (Sales and Expenses Reports) – Laporan yang menyajikan capaian penjualan sampai per tanggal laporan, sudah berapa persen yang tercapai dibandingkan dengan forecast dan budget. Data disajikan per customer (pelanggan) atau per nama marketer/salesman. Di sisi lainnya juga menyajikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan hingga laporan yang telah dibuat, apakah masih dalam toleransi budget, bagaimana perbadingannya dengan forecast.
·         Laporan Cost (Cost Report) – Laporan yang menyajikan besaran beban yang timbul dari operasional perusahaan, pada kurun waktu tertentu (untuk cost center bisa jadi harian atau mingguan), tentu saja dilengkapi dengan hitung-hitungan dan analisa-analisa beban/cost yang sangat rinci, per department hingga per aktivitas. Tergantung teknik costing apa yang diterapkan, laporan ini dilengkapi dengan hitungan dan analisa-analisa pelengkap, misalnya berupa “Laporan Selisih” (Variance Report) jika perusahaan menerapkan “standard costing”.
·         Laporan Marjin (Margin Reports) – Laporan yang menyajikan informasi mengenai marjin (nilai penjualan dikurangi harga pokok penjualan) per jenis barang (item) dan per customer (pelanggan). Laporan ini juga dapat memberi gambaran mengenai barang mana saja yang sampai pada saat laporan dibuat mencetak marjin (laba kotor) tinggi, mana yang rendah, dengan pisah batas dan parameter tertentu. Juga, menyajikan informasi mengenai penjualan ke customer (pelanggan) mana yang memberi marjin tinggi, mana yang rendah.
·         Laporan Kapasitas (Capacity Reports) – Laporan ini khas untuk perusahaan berjenis manufaktur (industri/pabrikan). Laporan yang menyajikan kapasitas produksi perusahaan per bagian/divisi, hingga per satu nit mesin. Sekaligus menampilkan data, kapasitas mesin per tanggal laporan dibuat, berapa persen terisi. Sehingga secara kesuluruhan dapat diketahui mesin mana saja yang bekerja dengan kapasitas penuh dan mana yang tidak.
3. Cakupan Isi Laporan:
a). Akuntansi Keuangan – Cakupan isi “Laporan Keuangan” yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan mencerminkan atau mewakili kondisi perusahaan (baca: entitas) secara keseluruhan. Pembaca Laporan Keuangan tidak bisa mengetahui berapa penjualan dari toko A, B, dan C, dari PT JAK misalnya, karena yang disajikan hanya total penjualan dari semua toko yang ada di bawah kendali PT. JAK. Demikian halnya dengan beban/biaya. Hal itu karena pengguna Laporan Keuangan memang tidak membutuhkan informasi sampai sejauh itu.
b). Akuntansi Manajemen – Cakupan isi “Laporan Internal” yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen mencerminkan atau mewakili sampai ke subunit suatu entitas mulai dari per cabang, departemen, hingga ke aktivitas tertentu. Pengguna Laporan Internal, yaitu management perusahaan, bisa mengetahui kondisi perusahaan ke bagian operasional perusahaan yang paling kecil. Hal ini karena informasi tersebut memang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan internal para pengelola perusahaan.
4. Tingkat Kerincian Laporan:
a). Akuntansi Keuangan – Laporan Keuangan yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan bersifat general, global dan ringkas. Neraca misalnya, pada perusahaan kecil mungkin terdiri dari satu halaman saja, sedangkan pada perusahaan terbuka (TBK) yang paling besar mungkin maksimal hanya 4 halaman saja. Demikian halnya dengan Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, semuanya disajikan serba ringkas.
b). Akuntansi Manajemen – Laporan Internal yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen bersifat spesifik dan detail. Laporan Penjualan misalnya, mungkin bisa berpuluh atau ratus halaman; dilaporkan per customer, per lokasi outlet (retailer), per item barang, per warna, per size, dst. Tak jarang laporan-laporannya juga dilengkapi dengan diagram (chart) yang dirancang untuk manager yang lebih suka membaca laporan yang divisualisasikan.
5. Sumber Data Laporan:
a). Akuntansi Keuangan – Data yang digunakan untuk menyusun Laporan Keuangan seratus persen bersumber dari transaksi keuangan yang kemudian diinput dalam bentuk journal entry (debit-kredit).
b). Akuntansi Manajemen – Data yang digunakan untuk membuat Laporan Internal manajemen bersumber dari data apapun yang dianggap relevan dan terkait dengan kegiatan usaha, termasuk jurnal (debit-credit yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan.
6. Aturan Pengolahan Data dan Penyajian Laporan:
a). Akuntansi Keuangan – Dalam mengolah data dan menyajikan laporan, Akuntansi Keuangan secara tegas diwajibkan mengikuti konsep, prinsip dan postulat tertentu, yang tersandarisasi seperti tertuang dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Itu sebabnya, format laporan dan item dalam Laporan Keuangan selalu sama (setidaknya nyaris sama).
b). Akuntansi Manajemen – Patokan yang digunakan oleh Akuntansi Manajemen dalam mengolah data dan menyajikan laporan hanya AKURASI dan RELEVANSI-nya terhadap jenis keputusan manajemen perusahaan yang akan diambil—tidak ada aturan yang terstandarisasi. Itu sebabnya, format dan isi Lapotan Internal masing-masing perusahaan variatif.
7. Fungsi Pelaporan:
a). Akuntansi Keuangan – Pelaporan Keuangan oleh Akuntansi Keuangan dimaksudkan untuk tujuan yang bersifat umum dari pengguna laporan keuangan yang memiliki kepentingan berbeda-beda; pembagian dividend (pemegang saham), jual-beli saham dan sekuritas (trader), persetujuan kredit/funding (banker), partnership dan investasi (investor), perpajakan (DJP), dan regulasi pasar modal (Bappepam). Dalam pengertian, apapun kepentingan para pengguna, selalu disodori Laporan Keuangan yang format dan item dalam laporan keuangan yang selalu sama. Misalnya, Laporan Keuangan yang diberikan ke bank sama dengan yang dipublikasikan ke investor.
b). Akuntansi Manajemen – Pelaporan Internal oleh Akuntansi Manajemen dimaksudkan untuk kepentingan yang bisa jadi bersifat rutin (forecast dan budget misalnya), dan bisa jadi juga bersifat khusus dalam kasus yang sangat khusus—laporan kapasitas produksi karena perusahaan mengalami keterlambatan delivery misalnya, atau laporan penjualan yang dibutuhkan untuk perubahan strategi pemasaran misalnya, atau laporan analisa A/R dalam rangka melakukan revisi kebijakan kredit, dan lain sebagainya. Laporan yang diberikan kepada manager misalnya, tak sama dengan laporan yang disampaikan ke eksekutif, yang diserahkan ke manager produksi tidak sama dengan yang disampaikan ke manager pemasaran.
8. Waktu Pelaporan:
a). Akuntansi Keuangan – Penyampaian Laporan Keuangan oleh Akuntansi Keuangan dilakukan secara rutin dan terjadwal secara pasti (kwartal, semesteran, tahunan). Keterlambatan laporan bisa berakibat sanksi (misalnya terlambat menyampaikan laporan fiskal.)
b). Akuntansi Manajemen – Penyampaikan Laporan Internal oleh Akuntansi Manajemen ada yang dilakukan secara terjadwal, lebih banyak yang tak terjadwal, bisa sewaktu-waktu kapanpun dibutuhkan oleh pengguna (management perusahaan).
9. Penilai Kualitas Laporan:
a). Akuntansi Keuangan – Kualitas Laporan Keuangan tidak dinilai langsung oleh pengguna (pihak eksternal), melainkan diwakili oleh team auditor independent dari KAP tertentu melalui proses audit. Sepanjang team auditor independen menyatakan laporan keuangan handal dan bisa dipercaya, maka pihak eksternal juga akan berpendapat yang sama. Khusus Ditjen Pajak dan Bea Cukai, mereka memiliki team pemeriksa (auditor) sendiri dan hanya percaya kepada hasil penilaian mereka.
b). Akuntansi Manajemen – Yang menilai kualitas Laporan Internal adalah pengguna langsung (management perusahaan). Sepanjang laporan yang disajikan akurat dan bisa dijadikan input dalam proses pengambilan keputusan, maka laporan dianggap berkualitas. Yang agak sulit, masing-masing manajer perusahaan memiliki selera dan gaya analisa yang berbeda-beda, disamping kepentingan yang berbeda-beda (sesuai fungsi maisng-masing manager). Manajer A mungkin suka laporan yang super detail, manajer B mungkin pusing kalau melihat laporan yang terlalu detail.
10. Sertifiksi:
a). Akuntansi Keuangan – Sertifikasi khusus bagi mereka yang professional dalam Akuntansi Keuangan disebut “Certified Public Accountant” (CPA). Sertifikat diperoleh setelah memenuhi persyaratan tertentu dan lulusan ujian khusus.
b). Akuntansi Manajemen – Sertifikasi khusus bagi mereka yang professional dalam Akuntansi Manajemen disebut “Certified Management Accountant” (CMA). Sertifikat diperoleh setelah memenuhi persyaratan tertentu dan lulusan ujian khusus juga.
“Jadi, mana yang lebih sesuai untuk saya, akuntansi keuangan atau manajemen?” mungkin ada yang berpikir demikian setelah membaca perbandingan di atas. Lanjut ke paragraph di bawah…

Mana Yang Lebih Sesuai Untuk Anda?
Ini pertanyaan yang sulit untuk dijawab, bisa menjadi sangat subyektif karena menyangkut preferensi dan selera yang sudah pasti berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.
Lagipula, menurut saya pribadi, sebagai seorang akuntan—terlepas dari karir apapun yang dipilih—harus menguasai keduanya dengan sangat baik. Seorang auditor yang bekerja di KAP misalnya, harus juga menguasai akuntansi manajemen dengan sangat baik. Sebaliknya, yang bekerja di dalam suatu perusahaan juga wajib menguasai Akuntansi Keuangan dengan tak kalah baiknya dibandingkan Akuntansi Manajemen.
Tetapi, IYA, ada kecenderungan-kecenderungan yang bisa membuat seorang akuntan merasa perlu lebih memperdalam ilmunya (baca: lebih terspesialisai) pada salahsatu diantara Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen. Buktinya, ada banyak akuntan yang bergelar spesialiasai “Certified Publik Accountant” (CPA) dan tak sedikit pula yang bergelar “Certified Management Accountant (CMA).
Untuk itu, sekedar gambaran kasar, akan saya coba memberi panduan umum.
Menggunakan perbandingan di atas, anda CENDERUNG lebih cocok terspesialisai ke:
A. Akuntansi Keuangan, jika:
·         Anda lebih suka pekerjaaan yang bersifat statis, konstan dan cenderung dari itu-ke-itu saja;
·         Anda lebih suka bekerja dengan waktu penyelesaian (deadline) yang telah diketahui sejak jauh-jauh hari;
·         Anda lebih suka bekerja dengan pedoman dan acuan yang serba pasti;
·         Anda lebih suka bekerja dalam suasana tenang dan sepi;
·         Anda lebih suka berada dalam tingkat kepastian (certainty) yang tinggi;
·         Anda lebih suka pada hal-hal yang berbau aturan dan standar;
·         Anda lebih suka ‘bermain’ di wilayah yang lebih sempit dan terfokus; dan
·         Anda lebih suka menonton film yang alur ceritanya tipikal dengan karakter tokoh yang bisa ditebak.
B. Akuntansi Manajemen, bila:
·         Anda lebih suka pekerjaaan yang bersifat dinamis, berubah dari waktu-ke-waktu, berfluktuasi dan variatif.
·         Tugas mendadak yang tingkat kompleksitasnya tak bisa diperkirakan adalah tantangan yang mengasikan bagi anda. Mengejar deadline dadakan yang nyaris mustahil adalah sensasi yang sangat anda nikmati.
·         Lebih menyukai fleksibilitas dalam bekerja. Aturan standar dan hukum yang serba kaku justru menjadi pembatas yang membuat anda merasa stress.
·         Tak masalah bekerja dalam suasana yang ramai dan hiruk-pikuk, justru keramaian adalah sesuatu yang lebih anda sukai.
·         Ketidakpastian (uncertainty) tak membuat anda merasa resah, anda bisa beradaptasi dan mudah membaur di tempat dan susasana yang bisa berubah sewaktu-waktu.
·         Anda lebih tertarik pada strategi-strategi bisnis dibandingkan menghafal standard dan pasal undang-undang;
·         Anda menginginkan ruang bermain yang lebih luas, kalau bisa yang tak terbatas; dan
·         Film jenis suspend adalah favorite anda.
Nah, kira-kira mana yang lebih cocok untuk anda?

Mana Yang Lebih Ampuh Untuk Menuju Ke Posisi Puncak?
Bicara PUNCAK, jadi ingat obrolan Pak Mario Teguh dengan host MTGW. Menurutnya:
“Ukuran posisi puncak itu berbeda bagi masing-masing orang. Puncak si A mungkin dasar bagi si B. Dan dasar bagi si D mungkin puncak bagi si C.”
Sangat setuju. Di ruang tak terbatas, ukuran puncak itu berbeda-beda, tergantung masing-masing orang:
·         Jika menjadi seorang Akuntan Manajemen di perusahaan adalah ukuran puncak bagi anda, maka skill Akuntansi Manajemen adalah yang paling diperlukan untuk bisa sampai di sana. Jika menjadi seorang Auditor di KAP adalah posisi puncak bagi anda, maka skill Akuntansi Keuangan juga bisa menjadi pengantar yang paling sesuai.
·         Namun jika menjadi Direktur Keuangan (CFO) di perusahaan atau Managing Partner di KAP adalah posisi puncak bagi anda, maka menguasai salahsatunya saja adalah tidak cukup.
Sedikit tentang pengalaman pribadi. Begitu lulus saya langsung bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) sehingga lebih banyak bekerja di wilayah Akuntansi Keuangan—praktis tak pernah menyentuh yang namanya “Laporan Internal” yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen, bahkan melihat bentuknya pun belum pernah samasekali.
Namun, yang namanya nasib memanglah tak bisa ditebak; entah mengapa saya merasa jenuh setelah 5 tahun bekerja di KAP, akhirnya pindah ke perusahaan.
Pun demikian, ilmu dan pengalaman terspesialisasi di Akuntansi Keuangan selama jadi auditor di KAP juga sangat membantu ketika bekerja di dalam perusahaan, bahkan saya menduga itulah alasan utama mengapa saya langsung dipercaya sebagai Chief Accountant pertamakali bekerja di perusahaan.
Tak lama bekerja diperusahaan itu, saya pindah ke perusahaan lain. Bukan karena jenuh, tapi lebih karena ada tawaran dengan posisi—dan kompensasi—yang saat itu saya nilai lebih baik. Posisi yang baru di perusahaan baru memaksa saya untuk memperdalam Akuntansi Manajemen sekaligus Akuntansi Keuangan dan Keuangan (Finance).
Beberapa tahun berjibaku di di wilayah akuntansi (keuangan dan manajemen) serta keuangan, seiring pertumbuhan perusahaan, saya memperoleh promosi jabatan ke middle management. Namun sebelum itu saya harus masuk internship di kantor pusatnya di luar negeri sana.
Merasa banyak waktu luang di sana, sayapun memutuskan untuk mengambil program study yang samasekali keluar dari Akuntansi Manajemen, yaitu Bisnis. Naluri saya mengatakan, saya harus paham seluk-beluk bisnis jika ingin terus berkembang di wilayah ini.
Namun, sekalilagi, saya tak mau melupakan asal-muasal saya sebagai orang akuntansi keuangan, saya tidak mau pengalaman bekerja di KAP terlupakan begitu saja. Saya tak mau kehilangan pengetahuan tentang standar akuntansi dan UU pajak. Saya berharap bisa mendayagunakannya sewaktu-waktu bila saya perlukan. Saya tidak mau bilang “iya, iya, iya” kepada bawahan hanya karena saya tak cukup update di akuntansi.
Itulah yang membuat saya memutuskan untuk mengambil program persiapan untuk ikut ujian CPA sembari menyelesaikan sekolah bisnis, lalu dilanjutkan dengan ikut ujian dan sukurnya lulus. Karena memang saya melihat keduanya sama-sama penting. Dan ternyata naluri saya tak jauh meleset.
Di posisi management—baik di awal, middle maupun eksekutif—menjadi seorang yang mampu bolak-balik memainkan peran specialist dan generalist di ruang dan waktu bersamaan secara taktis adalah keistimewaan, keunggulan sekaligus keberuntungan (berkah).
Jika anda menjadi seorang Direktur Keuangan (Chief Financial Officer) misalnya, anda dituntut untuk mampu mengawasi Chief Accountant sekaligus Manager Keuangan, Internal Auditor sekaligus Risk Manager, Treasurer sekaligus Controller. Bahkan anda juga diharapkan menguasai Sistim Informasi Akuntansi (SIA) sekaligus Sistim Informasi Manajemen (SIM), karena harus mengawasi IT dan HRD. Bagaimana anda mampu menjalankan fungsi ini jika tidak jago di akuntansi keuangan sekaligus akuntansi manajemen? Bagaimana bisa menjalankan fungsi dengan efektif jika tak menguasai prosedur audit, risk management, sekaligus system?
Dan, jika suatu saat nanti anda berkesempatan menjadi pimpinan di  Kantor Akuntan Publik, mungkin anda juga dituntut untuk mampu mengendalikan Divisi Assurance Services (yang dihuni oleh orang-orang Akuntansi Keuangan) dan Trusted Business Advisory (yang dihuni oleh orang-orang Akuntansi manajemen sekaligus Akuntansi Pajak).
Yang ingin saya sampaikan melalui cerita di atas (sekaligus rekomendasi) adalah:
·         Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen sama-sama penting;
·         Keduanya tidak saling bertolak-belakang, bukan untuk dipertentangan, melainkan saling mengisi dan saling melengkapi;
·         Gabungan keduanya akan menjadi ilmu akuntansi yang utuh dan bisa memberi impact yang besar bagi organisasi dimana kita bekerja; dan
·         Memandang salahsatunya lebih penting sementara meremehkan yang lainnya adalah kekeliruan, foolish.
Terspesialiasi di awal-awal adalah bagian dari proses yang alamai, tidak apa-apa, sebab tidak semua orang mampu menguasainya secara sekaligus, butuh waktu yang panjang untuk itu. Jika beruntung dan memang ditakdirkan demikian, akan ada masanya anda harus menguasai kedua spesialisasi ini (akuntan manajemen dan akuntansi keuangan) dan mampu mendayagunakannya secara bersamaan. Selamat berakhir pekan.


Sumber  :  http://jurnalakuntansikeuangan.com/2014/01/spesialisasi-akuntansi-keuangan-vs-akuntansi-manajemen/

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site